Sidang Cerai di Pengadilan Agama Antre, Banyak Istri Tinggalkan Suami Karna Tak Punya Duit
Sidang Cerai di Pengadilan Agama Antre, Banyak Istri Tinggalkan Suami Karna Tak Punya Duit
Bukan cuma janda, Jawa Barat juga akan dibanjiri duda-duda baru.
Pasalnya, sejak pandemi corona menyerang, angka perceraian di beberapa daerah di Jawa Barat meningkat.
Terbaru, di Kabupaten Bandung, angka perceraian melonjak tinggi. Itu terjadi karena setiap bulan ada lebih dari seribu kasus perceraian.
Pasalnya, sejak pandemi corona menyerang, angka perceraian di beberapa daerah di Jawa Barat meningkat.
Terbaru, di Kabupaten Bandung, angka perceraian melonjak tinggi. Itu terjadi karena setiap bulan ada lebih dari seribu kasus perceraian.
Banjir kasus perceraian ini sudah terjadi sejak Maret silam atau ketika pandemi corona mulai menyerang Indonesia.
Antrean warga yang mengikuti sidang perceraian di Pengadilan Agama Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (24/8), tumpah ruah hingga ke luar gedung.
Sebagian pemohon yang tidak tertampung di dalam duduk-duduk di pelataran.
Sebagian lagi mondar-mandir sambil menenteng sejumlah berkas.
Humas Pengadilan Agama Soreang, Kabupaten Bandung, Suharja, mengatakan, antrean para pemohon perceraian ini bahkan sempat mengular hingga ke area parkir sebelum sidang dimulai pukul 09.00.
“Mereka mengantre sejak sekitar pukul tujuh pagi,” ujar Suharja di kantor PA Soreang, Senin (24/8/2020).
Banyaknya kasus gugatan cerai yang disidangkan, menurut Suharja, memang membuat antrean tak bisa dihindarkan.
Setiap kasus gugatan cerai paling tidak diikuti oleh empat orang.
“Coba dikalikan saja, 264 kali empat, maka sudah ada 800 orang lebih,” kata Suharja.
Suharja mengatakan, antrean panjang para pemohon perceraian ini terjadi sejak pemerintah menerapkan masa adaptasi kebiasaan baru pandemi Covid-19.
Biasanya, permohonan cerai berada dalam kisaran 700 kasus per bulan.
Namun, memasuki bulan Juni, jumlahnya melonjak hingga lebih dari seribu kasus per bulan. Tren kenaikan ini sudah terjadi sejak akhir Maret.
Bahkan, karena terus meningkatnya jumlah pemohon perceraian, pada bulan Mei pendaftaran permohonan perceraian sempat ditutup dua minggu.
Namun, imbasnya, pada bulan Juni, perkara yang masuk sebanyak 1.012 gugatan cerai.
Pada bulan Juli ada 1.002 kasus. Pada Agustus, kasus yang masuk sudah 592.
Banyaknya kasus gugatan cerai yang disidangkan, menurut Suharja, memang membuat antrean tak bisa dihindarkan.
Setiap kasus gugatan cerai paling tidak diikuti oleh empat orang.
“Coba dikalikan saja, 264 kali empat, maka sudah ada 800 orang lebih,” kata Suharja.
Suharja mengatakan, antrean panjang para pemohon perceraian ini terjadi sejak pemerintah menerapkan masa adaptasi kebiasaan baru pandemi Covid-19.
Biasanya, permohonan cerai berada dalam kisaran 700 kasus per bulan.
Namun, memasuki bulan Juni, jumlahnya melonjak hingga lebih dari seribu kasus per bulan. Tren kenaikan ini sudah terjadi sejak akhir Maret.
Bahkan, karena terus meningkatnya jumlah pemohon perceraian, pada bulan Mei pendaftaran permohonan perceraian sempat ditutup dua minggu.
Namun, imbasnya, pada bulan Juni, perkara yang masuk sebanyak 1.012 gugatan cerai.
Pada bulan Juli ada 1.002 kasus. Pada Agustus, kasus yang masuk sudah 592.
Jumlah ini, menurut Suharja, masih akan terus bertambah karena masih tersisa satu minggu sebelum ganti bulan.
0 Response to "Sidang Cerai di Pengadilan Agama Antre, Banyak Istri Tinggalkan Suami Karna Tak Punya Duit"
Posting Komentar